Kemarin, (13/1) bermodal semangat dan niat liputan saya
memicu si kuda besi menuju sebuah kampung nelayan di Pantai Sadeng. pantai yang
berada di pojokan provinsi DIY, hampir memasuki wilayah Wonogiri. Sekitar dua
jam lamanya perjalanan kami. Setelah melewati perbukitan dan jalan yang seperti
tak berujung, barulah kami sampai ke lokasi yang dituju.
Cukup sakit pinggang saya di buat oleh perjalanan yang setara dengan setengah kali perjalanan saya ketika pulang kampung.
Sampai di lokasi, bertemulah kami dengan penduduk sekitar, Pak Sarpan namanya yang belakang ini kami ketahui sebagai ketua kelompok nelayan di sana.
Singkat cerita kami ngobrol berbagai hal tentang
pernelayanan. Dengan bahasa krama alus, beliau sangat antusias dan semangat
bercerita tentang kehidupan nelayan dan kampungnya, kampung nelayan. Hingga
tidak terasa hampir satu jam sudah kami bercakap-cakap. Terpaksa saya sudahi
obrolan kala itu dan pamitan sebab hari sudah mualai gelap. Gerimis juga
perlahan sudah turun menapakkan kaki-kakinya yang tajam ke permukaan bumi.
Dari beberapa pernyataannya, saya cukup lega, menurutnya
perhatian pemerintah saat ini cukup baik terhadap petani. Berbagai bantuan
kerap digelontorkan untuk membantu nelayan menjalankan profesinya.
Kenapa saya lega? Saya adalah salah satu pemilih Jokowi pada
pemilu kemarin. Mendengar pernyataan Pak Sarpan, saya merasa dosa saya karena
memilih Jokowi itu agak sedikit berkurang.
Tidak ada maksud kampanye sama sekali, saya hanya mencoba
untuk fair. Bagus saya bilang bagus, busuk pun saya bilang busuk. Sumpah, tidak
ada maksud kampanye.
Jika kau tetap tak percaya, belahlah dadaku, heuheu. Bahkan saya sendiri sudah memutuskan untuk golput pada pemilu besok. Tapi saya juga tidak menyarankanmu untuk golput. Hanya saja kalau tidak golput itu goblok namanya.
Ah, maaf, bahasaku terlalu kasar untukmu. Baik, aku revisi, bukan goblok, tapi sedikit lebih pandai dari keledai, heuheuheu.
Pantai Sadeng, GK, 13 Januari 2018
Gambar diambil oleh Nur Fatur Rohmi
Komentar
Posting Komentar