Sumber gambar: news.liputan6.com
Banyak yang bilang sudah bukan zamannya mahasiswa turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi menentang kebijakan penguasa yang sewenang-wenang. Doktrin menjadi agen perubahan sesuai dengan bidang yang digeluti nampaknya membuat gairah mahasiswa untuk turun ke jalan memudar. Belum lagi birokrasi kampus yang menuntut lulus tepat waktu. Alhasil mahasiswa hanya fokus menekuni bidangnya, namun krisis akan kepedulian dengan berbagai isu di sekitarnya. Runtuhnya rezim orde baru nampaknya membuat frustasi berbagai kalangan pergerakan mahasiswa. Kebosanan dengan suasana yang datar-datar saja dan merasa belum menemukan lawan yang sepadan sejak meletusnya reformasi 18 tahun silam memaksa mahasiswa mencari mainan baru.
Berbagai jenis lomba, proposal hibah, dan karya
tulis ilmiah merupakan sedikit contoh mainan baru mahasiswa sekarang. Asyik
mencari sripilan nampaknya
telah membuat mahasiswa terlena, ini merupakan kesuksesan besar bagi
pemerintah. Bagaimana tidak, dengan begitu jalan pemerintah dalam memutuskan
setiap kebijakan jadi mulus seperti jalan tol Cipali. Soeharto memang berhasil
digulingkan, namun masih banyak produk-produk orde baru yang berkecimpung di
dalam pemerintahan. Normalisasi Kinerja Kampus juga masih diterapkan, walaupun
dengan cara yang sangat halus, sehingga tak banyak mahasiswa yang dapat
merasakan. Demonstrasi dan sikap kritis mahasiswa masih tetap penting seperti
saat rezim orde baru untuk melawan setiap kesewenang-wenangan penguasa,
walaupun tidak semua permasalahan harus diselesaikan dengan aksi turun ke
jalan.