Tentang Kesedihan

Sumber gambar: Pixabay

Malam telah sampai di puncaknya
Aku ingin menulis puisi paling sedih

Seperti tentang dingin malam yang membekukan
Atau gelapnya yang meniadakan
Tentang bintang-bintang yang meninggalkan purnama
Tentang purnama yang meninggalkan malam
Dilahap gumpalan mendung yang menghitam

Tentang Rahwana yang tak terbalas cintanya
Tentang kisah dua sejoli Romeo dan Juliet
Atau tentang kisah cinta Iblis kepada-Nya
Yang justru membuatnya terlempar ke jurang nestapa

Tentang anak kucing yang hilang dari induknya
Tersesat di tengah keramaian yang sunyi
Atau anak anjing yang terasing karena dinajiskan
Ah, manusia memang begitu

Tentang tangis, tentang air mata
Atau tentang tangis di balik tawa
Tentang jeritan malam yang memekakan
Juga suara-suara yang terpendam dalam perut kesunyian
Tentang kesendirian, tentang kehampaan, tentang kesepian
Tentang kedukaan, tentang kepedihan, tentang kematian
Dan semua hal yang biasa ditulis para pujangga
Baik pujangga betulan, maupun pujangga abal-abal

Akhirnya kertas kusam mulai tergores pensil yang tumpul
Meliuk, mengukir namamu dan tentangmu
Benar, puisi paling sedih adalah pusi-puisi tentangmu
Karena kau lau kesedihan itu sendiri

Yogya, 19 April 2018

Komentar