Lilin Kematian

sumber gambar: pixabay

Lilin hampir habis
Apinya kian meredup
Sedangkan malam masih sangat panjang
Atau bisa saja tak akan menjumpai fajar

Biar kucarikan lilin yang lain, tawarku
Tak usah, biar gelap ini menyamarkan luka kita, jawabmu
Tapi kita akan mati beku dalam dekapan malam ini, kataku
Tak apa, lagi pula untuk apa hidup jika hanya untuk menanggung pedih?
Bagaimana dengan semua rasa yang sudah kita bangun? tanyaku.
Bukankah kita membangun untuk selanjutnya saling menghancurkan? jawabmu.

Aku bisu. Kau juga.
Kita beku.
Tenggelam dalam lautan air mata.

Condongcatur, 21 Juli 18.